Selasa, 8 November 2011

Gambaran Al-Qurthubi tentang Hisab

Imam Al-Qurthubi pernah menggambarkan hisab sebagai berikut:
Seluruh manusia dibangkitkan dari kubur ke Padang Mahsyar. Mereka berdiri di sana selama Allah kehendaki, dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Ketika telah tiba saatnya Allah hendak menghisab mereka, kitab-kitab yang ditulis oleh para malaikat pencatat diperintahkan untuk menyebutkan amal perbuatan manusia, lalu diberikan kepada mereka. Di antara mereka ada yang diberi kitabnya dari sebelah kanan. Mereka itulah orang-orang yang berbahagia. Dan di antara mereka ada yang diberi kitabnya di sebelah kiri atau di belakang mereka, iaitu orang-orang yang sengsara. Pada hari itulah masing-masing akan membaca kitabnya.
Bayangkan kau berdiri di “Hari Pembeberan” dalam keadaan telanjang,
Merasa kesepian, hati gelisah dan fikiran kacau,

Sementara api menyala-nyala, menunggu orang yang dimasukkan dan dimurkai
Dan Tuhan, pemilik Arsy, murka kepada orang-orang yang durhaka Hai hamba-hamba-Ku, bacalah kitabmu dengan cermat ,

Apakah engkau melihat ada huruf yang tidak pada tempatnya? Saat engkau telah membacanya dan tidak mengingkari itulah pengakuan kepada yang maha Mengetahui segala sesuatu. Bawalah orang ini wahai malaikat-Ku .

Lemparkan hamba yang durhaka ini ke dalam neraka yang sedang lapar! Esok, orang-orang musyrik akan terbakar di neraka.

Sedang orang-orang mukmin akan tinggal di syurga nan abadi.
Bayangkan dirimu, wahai saudaraku. Tatkala kitab-kitab. dibagikan timbangan telah dipasang, dan namamu dipanggil di hadapan seluruh makhluk; fulan bin fulan, segera menghadap Allah taala! Para malaikat ditugaskan untuk mengambil dan membawamu ke hadapan Allah. Kemiripan namamu dan nama ayahmu tidak menjadi penghalang. Saat itu engkau akan tahu bahawa engkaulah yang dimaksud dengan panggilan tersebut, seruan itu Iangsung menggetarkan hatimu. Gementarlah engkau ketakutan, bergoncanglah anggota badanmu, berubah rona wajahmu, dan hampalah fikiranmu. Barisan mengiringimu menuju Tuhanmu untuk menghadap-Nya dan berdiri di hadapan-Nya. Seluruh makhluk memandangmu dan engkau berdiri di hadapan mereka. Fikiranmu makin kalut dan rasa takutmu makin besar kerana engkau tahu bahawa engkaulah yang dimaksud.

Bayangkan dirimu tatkala berada di hadapan Tuhanmu, dan di tanganmu ada Iembaran yang memberitakan seluruh amal perbuatanmu, yang tidak meluputkan satu musibah pun yang dahulu engkau sembunyikan dan tidak satu rahsia pun yang dahulu engkau simpan. Engkau baca apa yang tertulis di dalamnya dengan lidah yang kelu dan hati yang patah, sementara kengerian menghantui dirimu dari depan dan dari belakang. Berapa banyak musibah yang dahulu engkau lupakan, Allah nampakkan! Berapa banyak perbuatan yang dahuiui engkau kira bersih dan diterima, ternyata Allah menolak dan menghapusnya pada hari itu, padahal harapanmu sangat besar! Alangkah menyesalnya engkau atau kelalaianmu dari ketaatan kepada Tuhanmu.

Orang yang diberi kitabnya di sebelah kanannya tahu bahawa dirinya termasuk penghuni syurga. la berkata, “Mari, bacalah kitabku” Itu terjadi ketika Allah mengizinkan. la lalu membaca kitabnya. Apabila orang itu pemimpin dalam kebaikan, selalu mengajak kepada kebaikan, serta banyak pengikutnya dalam kebaikan, maka namanya dan nama ayahnya akan dipanggil. Ia maju, sehingga ketika telah dekat, diberikan kepadanya buku yang putih. Di awal buku tersebut tertulis keburukan-keburukan dan di akhirnya kebaikan-kebaikan. la mulai membacanya dengan keburukan-keburukan, sehingga ia takut dan mukanya menjadi pucat lesu. Di bahagian akhir catatan keburukan, ia mendapati “Keburukan-keburukanmu telah Ku-ampuni”, la pun menjadi sangat gembira.

Ia kemudian membalik lembaran itu, lalu membaca kebaikan-kebaikannya. la bertambah gembira. Di akhir buku, ia mendapati, “Kebaikan-kebaikanmu ini telah Aku lipatgandakan untuk-mu.” Wajahnya pun berseri-seri, lalu ia diberi dan dipakaikan mahkota di kepadanya. la diberi dua pakaian. Setiap sendinya dihiasi. Tubuhnya setinggi enam puluh hasta, iaitu ukuran tinggi Nabi Adam. Kepadanya lalu dikatakan, “Pergilah ke sahabat-sahabatmu! Berilah mereka khabar gembira dan khabarkan kepada mereka bahawa setiap orang di antara mereka mendapatkan yang seperti ini.” Ia berbalik dan berkata, “Mari, bacalah kitabku ini! Sesungguhnya aku telah yakin bahawa aku akan menemui penghisaban-ku”. Allah berfirman, “ia berada dalam kehidupan yang senang (yang disenanginya) dalam syurga yang tinggi di langit. Buah-buahannya dan tandan-tandannya dekat dengan mereka.” la berkata kepada para sahabatnya, “Apakah kalian mengenali aku?” Mereka berkata, “Engkau telah dilimpahkan kemuliaan dari Allah. Siapakah engkau?” la menjawab, “Saya anu bin anu. Kalian semua akan mendapat kegembiraan seperti ini.” Makan dan minumlah kamu dengan nikmat kerana amal yang telah kamu lakukan di hari-hari yang telah lalu di dunia.

Apabila orang itu pemimpin dalam kejahatan, yang selalu mengajak kepada kejahatan, serta banyak pengikutnya dalam kejahatan itu, maka setelah dipanggil dan maju menghadap, la diberi buku yang hitam dengan tulisan hitam. Di bahagian depan buku itu tercatat kebaikan, dan di bahagian belakangnya keburukan. la mulai dengan membaca kebaikan-kebaikannya dan mengira bahawa dirinya akan selamat. Di akhir catatan kebaikan, ia mendapati, “Kebaikan-kebaikanmu ini telah ditolak.” Wajahnya pun muram. Ia merasa sedih dan putus asa. Ia kemudian membalik lembaran bukunya, lalu membaca keburukan-keburukannya. Ia makin bersedih dan wajahnya makin muram. Di akhir catatan, ia mendapati keburukan-keburukan itu telah dilipatgandakan yakni hukumannya yang dilipatgandakan, bukan bererti ia dihukum melebihi perbuatannya. Ia lalu dijadikan makanan api neraka. Kedua matanya terbelalak, wajahnya muram, dan ia dipakaikan jubah dari ter.
Kepadanya dikatakan, “Pergilah ke sahabat-sahabatmu, lalu khabarkan kepada mereka bahawa mereka semua akan mendapatkan yang seperti ini.” Ia pergi dan berkata, “Oh, andai saja aku tidak diberi kitabku ini dan aku tidak mengetahui penghisabanku. Oh, andai saja kematian itu mengakhiri segalanya. Kekuasaanku telah musnah.” Penafsiran lbnu `Abbas : argumentasiku telah patah. Allah swt berfirman, “Bawa dia dan belenggulah! Kemudian lemparkan dia ke dalam neraka Jahim! Kemudian, dengan rantai yang panjangnya tujuh putuh hasta, lilit dia!” Allah Iebih tahu tentang hasta yang dimaksud. Al-Hasan dan bin Abbas mengatakan bahawa yang dimaksud adalah hasta malaikat. Lehernya dimasukkan ke dalam rantai, kemudian ia diseret dengan rental itu. Seandainya satu mata rantai itu diletakkan di sebuah gunung, maka gunung itu akan meleleh(cair).

Ia lalu menyeru para sahabatnya dan berkata, “Apakah kalian mengenaliku?” Mereka menjawab, “Tidak, tetapi kami melihat kesedihan pada dirimu. Siapakah engkau?” Ia menjawab, “Saya si anu bin anu. Kalian semua akan mendapatkan yang seperti ini pula.”
Orang yang diberi kitabnya dari arah belakang, bahu kirinya akan terlepas, sehingga tangannya menjadi berada di belakang-nya, lalu ia mengambil kitabnya itu. Menurut Mujahid, mukanya berputar ke arah tengkuknya, lalu dia membaca kitabnya dalam keadaan seperti itu.
Bayangkanlah dirimu, seandainya engkau termasuk orang-orang yang bahagia. Engkau keluar ke hadapan seluruh makhluk dengan wajah berseri-seri. Kesempurnaan, kebaikan, dan keindahan melekat pada dirimu. Kitabmu ada di tangan kananmu. Malaikat memegang kedua tanganmu seraya berseru di muka seluruh makhluk, “Ini si anu bin si anu. Ia benar-benar berbahagia dan tidak akan menderita untuk selamanya.” Dan seandainya engkau termasuk orang-orang yang sengsara, wajahmu muram. Engkau melangkah melalui para makhluk dengan kitab di tangan kirimu atau di belakang punggungmu. Engkau meratapi dirimu sendiri atas nasib yang amat sial. Malaikat memegang kedua tanganmu seraya berseru di muka seluruh makhluk, “Ketahuilah, sesungguhnya si anu bin si anu benar-benar sengsara dan tidak akan bahagia selamanya.”

(Al-Qurthubi, At-Tadzkirah, h. 255.)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

test

test